Ada cerita menarik terkait
perilaku jahiliyah bangsa Arab. Suatu hari, Sa’ib bin Abdullah sedang sibuk
memahat patung berhala yang akan disembahnya. Tidak beberapa lama, patung itu
terbentuk. Wujudnya mirip manusia. Ada kepala, mata, hidung, mulut, tangan,
kaki, dll. Sa’ib dengan seksama memerhatikan hasil karyanya tersebut. Lalu ia
ambil bejana berisi susu kental. Ia arahkan bejana ke lubang hidung patung
dengan maksud agar susu tersebut dihirup. Sang patung tentu saja tak akan
pernah menghirup karena tak bernyawa. Kemudian Sa’ib menyiramkan air susu ke
tubuh patung. Byurr.. byurr.. byur... patung basah kuyup.
Selang beberapa saat, datang
seekor anjing ,menghampiri patung. Hidungnya mengendus endus seluruh bagian
tubuh patung, lidahnya dijulurkan. Dan apa yang terjadi? Anjing tersebut kemudian menjilati seluruh
bagian patung. Setelah puas, anjung tersebut mengangkat satu kakinya dan
mengencingi patung yang dijadikan tuhan oleh Sa’ib.
Lain lagi dengan kaum bani
Hanifah. Patung yang mereka buat bukan dari kayu atau batu, melainkan tepung
terigu. Tradisi ini telah berlangsung berabad-abad. Sampailah saat kaum ini
diterpa bencana kelaparan. Panen gagal, tak ada lagi pangan yang dapat dimakan.
Yang tersisa hanya tepung terigu yang telah berwujud patung. Karena perut tak
bisa diajak kompromi, mereka pun beramai-ramai memakan patung tersebut. Tak ada
rotan akar pun jadi. Tak ada makanan, tuhan pun jadi. Mungkin begitulah yang
ada pada benak mereka saat itu..
Text book of The “Great Story of
Muhammad”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar