Sabtu, 15 Juni 2013

Lapar Datang, Tuhan Pun Dimakan


Ada cerita menarik terkait perilaku jahiliyah bangsa Arab. Suatu hari, Sa’ib bin Abdullah sedang sibuk memahat patung berhala yang akan disembahnya. Tidak beberapa lama, patung itu terbentuk. Wujudnya mirip manusia. Ada kepala, mata, hidung, mulut, tangan, kaki, dll. Sa’ib dengan seksama memerhatikan hasil karyanya tersebut. Lalu ia ambil bejana berisi susu kental. Ia arahkan bejana ke lubang hidung patung dengan maksud agar susu tersebut dihirup. Sang patung tentu saja tak akan pernah menghirup karena tak bernyawa. Kemudian Sa’ib menyiramkan air susu ke tubuh patung. Byurr.. byurr.. byur... patung basah kuyup.
Selang beberapa saat, datang seekor anjing ,menghampiri patung. Hidungnya mengendus endus seluruh bagian tubuh patung, lidahnya dijulurkan. Dan apa yang terjadi?  Anjing tersebut kemudian menjilati seluruh bagian patung. Setelah puas, anjung tersebut mengangkat satu kakinya dan mengencingi patung yang dijadikan tuhan oleh Sa’ib.
Lain lagi dengan kaum bani Hanifah. Patung yang mereka buat bukan dari kayu atau batu, melainkan tepung terigu. Tradisi ini telah berlangsung berabad-abad. Sampailah saat kaum ini diterpa bencana kelaparan. Panen gagal, tak ada lagi pangan yang dapat dimakan. Yang tersisa hanya tepung terigu yang telah berwujud patung. Karena perut tak bisa diajak kompromi, mereka pun beramai-ramai memakan patung tersebut. Tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada makanan, tuhan pun jadi. Mungkin begitulah yang ada pada benak mereka saat itu..
Text book of The “Great Story of Muhammad”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar