Sabtu, 15 Juni 2013

Mom..


Great,, sebuah  film yang menceritakan kehidupan seorang ibu dengan anak-anaknya. Tentang pengorbanannya, tentang kasih sayangnya, tentang jarih payah dan perjuangan terbaiknya untuk anak-anaknya. Menyita air mataku hingga kering..
Yups, dengan latar belakang sebuah keluarga mungil di sudut desa di korea,  berawal dari sebuah kisah seorang perempuan kecil yang baru saja pulang dari sekolah,betapa sang ibu telah menanti kedatangan sang putri, berbagai ciuman dan pelukan mendarat di kepala si putri, menunjukan betapa ibu itu amat mencintai putrinya. Setiap keperluannya ia layani, dari mempersiapkan makanan untuk bekal di sekolah, memasakkan makanan kesukaan putrinya, bahkan ia rela mengantarkan ke sekolah ketika si putri lupa membawanya. Yang terjadi adalah, si putri justsru kecewa dengan kedatangan sosok sang ibu, ia merasa malu dengan penampilan ibu yang norak, ndesa, dibanding orang tua teman—temannya yang kaya. Renungkan kawan, pernahkan kita merasakan hal yang sama, merasa malu dengan ibu kita karena ibu kita yang terkesan ketinggalan zaman, ga tau apa-apa.. apa pernah kita memikirkan, betapa sedih dan sakitnya perasaanya. Tapi ia tak pernah marah, ia sembunyikan rasa sakit itu dan membiarkan perasaan itu menguap.
Ibu, ia tak pernah lepas dari merawat dan menyayangi putrinya, mencurahkan segala yang terbaik untu sang putri, ia rela tak makan ketika anaknya belum makan, ia ingat putrinya ketika ia makan enak, ia selalu menyisakan makanan untuk anaknya. Ia mengumpulkan uang untuk hidup anak-anaknya, hingga akhirnya sang putri beranjak dewasa. Diakhir studi SMA, ia memilih melanjutkan kuliah di Seoul, ibukota yang tidak dekat dengan rumahnya. Sang putri dengan berat meninggkalkan kampung halaman, begitu pula denganm ibunya. Kepergian putri tercintanya menjadi masa-masa yang paling berat baginya. Tak terasa anaknya telah dewasa, segala bayangan masa lalu terlintas di matanya. Ketika ia masih di kandungan, ketika putrinya harus berkali-kali jatuh ketika belajar berjalan, ketika tiap malam ia bangun karna tangisan putrinya, ketika anaknya merengek minta dibelikan sendal dan sepatu,, semuanya telah berlalu. Dan kini ia harus ditinggal sendiri dengan kepergian anaknya. Hatinya was was, khawatir, takut, apakah kelak putrinya bisa hidup sendiri di tempat yang jauh, apakah putrinya sudah makan di kala waktunya makan, apakah putrinya baik-baik saja, siapa yang merawat ketika ia sakit. Ia benar-benar berat melepasnya. Hingga air matanya tak lagi terbendung.  Hari berganti hari. Anaknya tak pernah pulang kecuali sehari dua hari setelah beberapa bulan di seoul, justru lebih sering sang ibu yang menyusulnya sendirian ke Seoul. Ia selalu memasakan makanan kesukaan anaknya. Membawa berbagai macam bekal untuk persediaan makanan anaknya. Hingga pada suatu hari, ia harus benar-benar melepas putrinya. Gadisnya telah ranum, seorang lelaki telah merenggut buah hatinya. Di samping bahagianya, ia sedih dan terharu untuk kesekian kalinya. Hingga pada waktunya putrinya melahirkan, ia baru sadar betapa sakitnya masa itu, betapa besar pengorbanan ibu terhadap anaknuya. Nyawa sebagai taruhannya. Tidak ada alasan untuk tidak berbakti pada ibu.
Begitulah.. sampe akhirnya, ternyata putrinya mengidap penyakit yang serius, ia tervonis sebuah penyakit ganas hingga tak berapa lama lagi ia bisa bertahan hidup. Dan ia memilih untuk pulang ke halammannya,menjenguk sang ibu dan mencoba membahagiakannya sebelum ia pergi...
Ah... mam, betapa aku belum sempat membahagiakannmu... hanya doa2 yang selalu mengalir dalam sujud-sujudku.  Hanya upaya menjadi anak solih  solihah yang semoga bisa menjadi  amal jariyah dan tabungan pahala yang menglir untukmu.. J
“ Kelak di akhirat  nanti, ada banyak orang Tua yang mendapat tempat istimewa di surga karena doa dan istighfar anak-anaknya yang solih (HR. Ahmad)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar