Minggu, 16 Juni 2013

Motivasi Menuntut Ilmu



Barangsiapa menginginkan kebahagiaan dunia, maka tuntutlah ilmu, barangsiapa menginginkan kebahagian akhirat, maka tuntutlah ilmu, dan barangsiapa menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat, maka tuntutlah ilmu. (HR. Thabrani)
Begitu bunyi salah satu hadist tentang menuntut ilmu, juga banyak hadist-hadist lain yang menjelaskan bagaimana kedudukan menuntut ilmu bagi seorang muslim. Sudah tahu bukan, bagaimana istimewanya ilmu bagi umat manusia, khususnya umat muslim sendiri. Bayangkan seandainya Allah tak mengkaruniakan Ilmu pada manusia, juga akal sebagai pengolah ilmu,  barangkali dunia tidak semaju ini, Tidak ada bedanya pula antara manusia dan hewan.
Sedikit melihat realitas yang ada sekarang, umat kita tengah tertinggal jauh dalam menguasai ilmu pengetahuan.  Lihat saja dunia ini, teknologi, sains dan dan berbagai ilmu pengetahuan telah di genggam oleh orang-orang barat yang notabenenya mereka adalah orang-orang kafir. Lalu dimana umat kita? Dimana para pemuda? Kenapa yang dicari pemuda? Tentu saja, karena pemuda adalah agent of change.  Prajurit yang semestinya bergerak di barisan paling depan untuk membawa perubahan. Dimana semestinya pemuda memiliki idealisme-idealisme yang tinggi. Sayang sekali,  jaman sekarang tak banyak menemukan agent-agent seperti itutak perlu mencari jauh-jauh. Lihat saja di kampus-kampus atau sekolah.  Sedih rasanya ketika menemukan tak sedikit orang yang sekolah dan kuliah hanya sekedar kuliah. kuliah hanya sekedar menjadi rutinitas. Berangkat,duduk, mendengarkan dosen, tidur, kalo ujian nyontek, selasai kuliah lalu kongkow-kongkow. Jika demikian, bagaimana umat ini akan maju. barangkali pemuda jaman sekarang tak memiliki motivasi untuk menuntut ilmu. Kira-kira apa saja saja sih motivasi agar giat menuntut ilmu?
1.     Menuntut ilmu sebagai kewajiban
Perlu direnungkan lagi kawan, tentang hakikat menunutut ilmu. Mulai dari wahyu Allah SWT pada nabi yang pertama berupa perintah membaca, juga amanah Allah kepada manusia untuk menjadi kholifah fiil Ard. Secara otomatis, ilmu menjadi mata utama untuk bekal sebagai kholifah bukan? Pemimpin di bumi yang bertanggungjawab memakrurkan bumi ini. Karenanya betapa pentingnya ilmu emang. Jangan sampei ilmu-ilmu kita seterusnya di tangan orang kafir. Dari ilmu, kita bisa merebut kejayaan dan menegakkan kalimat Allah pula.
1.     Melaksanakan amanah orang tua
Pernahkah kalian mebayangkan, bagaimana setiap hari orang tua kita pontang panting membanting tulang untuk ngumpulin uang. Untuk siapa lagi kalo bukan anaknya. Mereka berharap besar anak-anaknya tak seperti dirinya, berharap anak-anaknya menjadi orang-orang hebat yang bisa dibanggakan dan memperabaiki masa depan kehidupannya. Realitanya, jarang sekali orang-orang yang sadar akan hal itu. Baik pelajar maupun mahasiswa, ngmpus sekedar ngampus, kadang juga mbolos. Mereka tak ingat kerja keras orang tua demi anaknya, begitulah, Kuliah menjadi tak sungguh-sungguh. Lalu, masih berpikirkah untu menyiakan usaha mereka?
2.    Mengharap rahmat dan Karunia Allah SWT
Seperti hadist di atas, dengan menuntut ilmu, kita akan mampu meraih kebahagiaan dunia, bahkan juga akhirat sobat. Pernah suatu kali saya mengenal seseorang yang memiliki pengalaman jalan-jalan ke luar negeri. Gratis pula, bisa berkunjung dari ke berbagai negara mengikuti bermacam-macam event. Ketika suatu kali aku tanyakan, “ mbak gimana sih caranya koq asik banget bisa keliling dunia kesana kemari tanpa modal sepeser uang pun dari kantong sendiri?” si mbaknya dengan ringan dan tersenyum menjawab “ ilmu dek... ilmu lah yang membawa mbak bisa seperti ini.. dan tidak lain ini adalah rahmat dan karunia Allah. Yaitu bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh menuntu ilmu.” Jawabnya membuat hati ini tersayat-sayat malu.
“dan bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah sebanyak-banayknya agar kamu beruntung.” (QS Al-jumuah : 10)
Betapa mulianya kedudukan ilmu bagi seorang muslim. Bahkan dikisahkan, ada seorang lelaki yang kebiasaannya mendatangi majelis-mejelis ilmu. Tidak seperti yang lain, laki-laki ini selalu berpakaian rapi, mengalahi rapinya datang ke undangan resepsi nikah, dengan kemeja batik, terkadang menggunakan jas, wewangian, peci / kopiah segala macam. Suatu kali, seseorang menanyakan, “Wahai si Fulan, hendak kemanakah gerangan, hingga kamu berpakaian amat rapi seperti ini?”
“sesungguhnya saya akan mendatangi majelis ilmu, dimana disitu para malaikat juga berkumpul dan mengepakkan sayapnya seraya bersholawat dan mendoakan kebaikan bagi siapa saja yang hadir disitu dengan niat menuntut ilmu serta mengaharap ridho Allah.” Wallahu’alam

Sabtu, 15 Juni 2013

Mom..


Great,, sebuah  film yang menceritakan kehidupan seorang ibu dengan anak-anaknya. Tentang pengorbanannya, tentang kasih sayangnya, tentang jarih payah dan perjuangan terbaiknya untuk anak-anaknya. Menyita air mataku hingga kering..
Yups, dengan latar belakang sebuah keluarga mungil di sudut desa di korea,  berawal dari sebuah kisah seorang perempuan kecil yang baru saja pulang dari sekolah,betapa sang ibu telah menanti kedatangan sang putri, berbagai ciuman dan pelukan mendarat di kepala si putri, menunjukan betapa ibu itu amat mencintai putrinya. Setiap keperluannya ia layani, dari mempersiapkan makanan untuk bekal di sekolah, memasakkan makanan kesukaan putrinya, bahkan ia rela mengantarkan ke sekolah ketika si putri lupa membawanya. Yang terjadi adalah, si putri justsru kecewa dengan kedatangan sosok sang ibu, ia merasa malu dengan penampilan ibu yang norak, ndesa, dibanding orang tua teman—temannya yang kaya. Renungkan kawan, pernahkan kita merasakan hal yang sama, merasa malu dengan ibu kita karena ibu kita yang terkesan ketinggalan zaman, ga tau apa-apa.. apa pernah kita memikirkan, betapa sedih dan sakitnya perasaanya. Tapi ia tak pernah marah, ia sembunyikan rasa sakit itu dan membiarkan perasaan itu menguap.
Ibu, ia tak pernah lepas dari merawat dan menyayangi putrinya, mencurahkan segala yang terbaik untu sang putri, ia rela tak makan ketika anaknya belum makan, ia ingat putrinya ketika ia makan enak, ia selalu menyisakan makanan untuk anaknya. Ia mengumpulkan uang untuk hidup anak-anaknya, hingga akhirnya sang putri beranjak dewasa. Diakhir studi SMA, ia memilih melanjutkan kuliah di Seoul, ibukota yang tidak dekat dengan rumahnya. Sang putri dengan berat meninggkalkan kampung halaman, begitu pula denganm ibunya. Kepergian putri tercintanya menjadi masa-masa yang paling berat baginya. Tak terasa anaknya telah dewasa, segala bayangan masa lalu terlintas di matanya. Ketika ia masih di kandungan, ketika putrinya harus berkali-kali jatuh ketika belajar berjalan, ketika tiap malam ia bangun karna tangisan putrinya, ketika anaknya merengek minta dibelikan sendal dan sepatu,, semuanya telah berlalu. Dan kini ia harus ditinggal sendiri dengan kepergian anaknya. Hatinya was was, khawatir, takut, apakah kelak putrinya bisa hidup sendiri di tempat yang jauh, apakah putrinya sudah makan di kala waktunya makan, apakah putrinya baik-baik saja, siapa yang merawat ketika ia sakit. Ia benar-benar berat melepasnya. Hingga air matanya tak lagi terbendung.  Hari berganti hari. Anaknya tak pernah pulang kecuali sehari dua hari setelah beberapa bulan di seoul, justru lebih sering sang ibu yang menyusulnya sendirian ke Seoul. Ia selalu memasakan makanan kesukaan anaknya. Membawa berbagai macam bekal untuk persediaan makanan anaknya. Hingga pada suatu hari, ia harus benar-benar melepas putrinya. Gadisnya telah ranum, seorang lelaki telah merenggut buah hatinya. Di samping bahagianya, ia sedih dan terharu untuk kesekian kalinya. Hingga pada waktunya putrinya melahirkan, ia baru sadar betapa sakitnya masa itu, betapa besar pengorbanan ibu terhadap anaknuya. Nyawa sebagai taruhannya. Tidak ada alasan untuk tidak berbakti pada ibu.
Begitulah.. sampe akhirnya, ternyata putrinya mengidap penyakit yang serius, ia tervonis sebuah penyakit ganas hingga tak berapa lama lagi ia bisa bertahan hidup. Dan ia memilih untuk pulang ke halammannya,menjenguk sang ibu dan mencoba membahagiakannya sebelum ia pergi...
Ah... mam, betapa aku belum sempat membahagiakannmu... hanya doa2 yang selalu mengalir dalam sujud-sujudku.  Hanya upaya menjadi anak solih  solihah yang semoga bisa menjadi  amal jariyah dan tabungan pahala yang menglir untukmu.. J
“ Kelak di akhirat  nanti, ada banyak orang Tua yang mendapat tempat istimewa di surga karena doa dan istighfar anak-anaknya yang solih (HR. Ahmad)”

Lapar Datang, Tuhan Pun Dimakan


Ada cerita menarik terkait perilaku jahiliyah bangsa Arab. Suatu hari, Sa’ib bin Abdullah sedang sibuk memahat patung berhala yang akan disembahnya. Tidak beberapa lama, patung itu terbentuk. Wujudnya mirip manusia. Ada kepala, mata, hidung, mulut, tangan, kaki, dll. Sa’ib dengan seksama memerhatikan hasil karyanya tersebut. Lalu ia ambil bejana berisi susu kental. Ia arahkan bejana ke lubang hidung patung dengan maksud agar susu tersebut dihirup. Sang patung tentu saja tak akan pernah menghirup karena tak bernyawa. Kemudian Sa’ib menyiramkan air susu ke tubuh patung. Byurr.. byurr.. byur... patung basah kuyup.
Selang beberapa saat, datang seekor anjing ,menghampiri patung. Hidungnya mengendus endus seluruh bagian tubuh patung, lidahnya dijulurkan. Dan apa yang terjadi?  Anjing tersebut kemudian menjilati seluruh bagian patung. Setelah puas, anjung tersebut mengangkat satu kakinya dan mengencingi patung yang dijadikan tuhan oleh Sa’ib.
Lain lagi dengan kaum bani Hanifah. Patung yang mereka buat bukan dari kayu atau batu, melainkan tepung terigu. Tradisi ini telah berlangsung berabad-abad. Sampailah saat kaum ini diterpa bencana kelaparan. Panen gagal, tak ada lagi pangan yang dapat dimakan. Yang tersisa hanya tepung terigu yang telah berwujud patung. Karena perut tak bisa diajak kompromi, mereka pun beramai-ramai memakan patung tersebut. Tak ada rotan akar pun jadi. Tak ada makanan, tuhan pun jadi. Mungkin begitulah yang ada pada benak mereka saat itu..
Text book of The “Great Story of Muhammad”

Rabu, 05 Juni 2013

Mau jadi buah apa kalian?

Pernah denger hadist tentang peumpamaan seorang mukmin yang membaca Al-Quran?  Sebagaimana rasulullah menggambarkan sosok seorang muslim terhadap al-quran, rasulullah menggambarkannya ada yang seperti buah utrujah, buah roihanah, dan buah kurma. Begitupula halnya dengan akhwat, ternyata akhwat  juga bisa dianalogikan dengan buah-buahan yang lain. ssttt just for akhwat atau muslimah loh ya... yang laki-laki ga usah ikut-ikutan, ato nanti bisa bikin perumpamaan sendiri deh.  Tapi yang ini bukan riwayat nabi juga kali ya...  Trus, perumpamaan atas dasar apa sih? Ssst.. (lagi), jangan keras – keras, ini perumpamaan bagi akhwat terkait dengan pernikahan dan rumah tangga.. #$%^&*
Yups, seperti halnya buah, pada waktunya nanti, seorang akhwat juga akan dipetik. Perkara kapan dipetiknya, itu urusan Allah, harapannya kita sudah menjadi buah yang matang ketika akan dipetik. Ah... setidaknya sudah layak dipetik, kalopun belum matang, dia adalah buah klimakterik yang ketika dipetik buah ini kan mengalami peningkatan laju respirasi untuk mematangkan diri ^^.  So,, ada buah apa aja nih?
Pertama adalah Akhwat “kedongdong”.  Akhwat yang dong-dongan. “Abi,, ambilin nimum dong.. “,”mas, beli mesin cuci dong”. Begitukah yang dimaksud kedongdong?bisa jadi sih... tau buah kedongdong kan? Uda kulitnya lecek, buahnya masam, eh, ga tanggung-tanggung, bijinya juga berduri. Akhwat model ini tidak memiliki daya tarik. Dari sifat dan sikapnya, gaya bicaranya,akhlaknya, bahkan senyumnya aja bikin orang kabur. jangankan menjadikannya sahabat, apalagi dijadikan  istri, kesannya cuma bisa merepotkan orang lain. Terus gimana dong caranya menikmati buah kedongdong ini? Caranya yaitu dengan mencarikan ikhwan “blender”, yang bisa mengolah kedongdong menjadi juz segar agar lebih enak dimakan. Yaps, si ikhwan mesti sabar dan pinter-pinter aja mengolah akhwat beginian kalo uda takdirnya dapet akhwat kedongdong. Hehe... Yang gak enak kalo udah akhwatnya kedongdong ketemunya sama ikhwan cobek. Udah kedongdongnya ga enak, ikhwannya gak sabaran, habislah dia dipukuli ikhwan cobek ini.huhuhu,,, #$%^&*(
Kedua Akhwat Alpokat. Secara lahiriah, alpokat tampak biasa-biasa saja. Ketika dipasarkan, pelanggan juga melihatnya biasa-biasa aja, tidak begitu menarik. Dari luar kelihatannya gak jauh beda sama kedongdong, bedanya daging buahnya labih lembut dan ga pake duri pada bijinya. Ketika masih bergelantungan dipohon, dagingnya masih keras dan mentah. Seringkali, begitu dipetik alpokat tidak langsung dimakan. Tapi buah ini perlu didiamkan agar lebih lembut. Begitupula halnya dengan akhwat alpokat, Ibaratnya ketika diajak musyawarah dengan suami, akhwat ini cenderung keras kepala, tapi ia mendiamkan diri sembil terus merenung, sehingga suatu saatnya nanti, akhwat alpokat ini sadar dan berusaha melembutkan diri.  Beruntungkah ikhwan yang dapat akhwat alpokat begini? jawabannya masih gambling. Tergantung apakah buah alpokat ini mau mematangkan diri atau tidak. Kalo ditunnggu-tunggu ternyata ga kunjung matang, wah,, sekali lagi, butuh ikhwan blender yang mesti sabar n pinter mengolah akhwat jenis buah ini.
Ketiga adalah Akhwat Mangga. Akhwat ini jauh lebih memiliki daya tarik, ketika matang, warnanya kekuningan, bikin banyak orang tertarik memetikny. Jika yang berminat orang yang tak baik ia akan mengambilnya secara paksa dengan melemparinya menggunakan batu. Sebaliknya, jika yang datang orang baik, tentu saja ia akan datang pada pemeliknya. “tuan, bolehkan saya memetik mangga anda?” eeaa... -__-a
Mangga memang menarik dan menyenangkan. Jika demikian, adakah kekurangan buah mangga ini? Satu hal kelemahan akhwat mangga ini, yaitu “melenakan”.  Bagi yang sudah makan satu bikin keterusan pengin makan lagi, sampe akhirnya malah bikin perut mules. Ibaratnya, laki-Iaki akan merasa senang ketika bersamanya, sayangnya ia justru melenakan.  Ketika menikah dengannya bukannya bertambah kecintaan pada Allah, tapi justru menjauhkan. Bukannya tambah rajin ibadah malah tambah futur gara-gara nih akhwat. Akhwat mangga ini juga bukan akhwat yang baik, sabaiknya jangan jadi akhwat mangga seperti  ini lah ya.
Terakhir adalah Akhwat durian. Doyan sama durian kan? Wah,, nyesel banget kalo ga doyan buah makhal ini. buah ini sudah ketahuan harumnya meskipun belum malihat wujudnya. aromanya sudah semerbak kemana-mana. Semua orang membicarakan kebaikannya. Siapapun tentu saja akan menginginkannya. Tapi apa yang terjadi ketika orang melihatnya. Ia akan nampak sebagai orang yang berwibawa. ia disegani dan dihormati dengan durinya. Tidak sembarang orang bisa  mendekati buah ini, apalagi berniat mengganggunya. Semakin orang kenal durian, semakin  tahu bahwa dibalik duri-durinya ia menyimpan hati yang sangat lembut dan manis. Berbeda dengan mangga, ia tidak akan melenakan. Seprti halnya durian, ia akan membuat pusing orang yang kebanyakan makan buah ini. Ketika sudah mulai kebanyakan makan buah ini, ia akan memberikan warning. Misalnya ketika sudah terlalu lama bersenda gura, istri macam ini akan mengingatkan suaminya. “abi sudah adzan maghrib, waktunya untuk sholat.”
Ada-ada saja ya.. akhwat aja sampe dianalogikan buah-buahan. Its oke lah... terus, pilih jadi buah yang mana nih kalian? Selamat men”duriankan” diri aja deh J