Barangsiapa
menginginkan kebahagiaan dunia,
maka tuntutlah ilmu, barangsiapa menginginkan kebahagian akhirat, maka
tuntutlah ilmu, dan barangsiapa menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat,
maka tuntutlah ilmu. (HR. Thabrani)
Begitu bunyi salah
satu hadist tentang menuntut ilmu, juga banyak hadist-hadist lain yang
menjelaskan bagaimana kedudukan menuntut ilmu bagi seorang muslim. Sudah tahu bukan, bagaimana istimewanya ilmu
bagi umat manusia, khususnya umat muslim sendiri. Bayangkan seandainya Allah
tak mengkaruniakan Ilmu pada manusia, juga akal sebagai pengolah ilmu, barangkali dunia tidak semaju ini, Tidak ada bedanya pula antara manusia dan hewan.
Sedikit melihat
realitas yang ada sekarang, umat kita tengah tertinggal jauh dalam menguasai ilmu pengetahuan. Lihat saja dunia ini, teknologi, sains dan dan berbagai ilmu
pengetahuan telah di genggam oleh
orang-orang barat yang notabenenya mereka adalah
orang-orang kafir. Lalu dimana umat kita? Dimana para pemuda? Kenapa yang dicari pemuda? Tentu saja,
karena pemuda
adalah agent
of change. Prajurit yang semestinya bergerak di barisan paling depan untuk membawa
perubahan. Dimana semestinya
pemuda memiliki idealisme-idealisme yang tinggi. Sayang sekali, jaman sekarang tak banyak menemukan
agent-agent seperti itutak perlu mencari jauh-jauh. Lihat saja di kampus-kampus atau sekolah. Sedih rasanya ketika menemukan tak sedikit
orang yang sekolah dan kuliah hanya sekedar kuliah. kuliah hanya sekedar
menjadi rutinitas. Berangkat,duduk, mendengarkan dosen, tidur, kalo ujian
nyontek, selasai kuliah lalu kongkow-kongkow. Jika demikian, bagaimana umat ini akan maju. barangkali
pemuda jaman sekarang tak memiliki motivasi untuk menuntut ilmu. Kira-kira apa
saja saja sih motivasi agar giat menuntut ilmu?
1.
Menuntut ilmu sebagai kewajiban
Perlu direnungkan lagi kawan, tentang
hakikat menunutut ilmu. Mulai dari wahyu
Allah SWT pada nabi yang pertama berupa
perintah membaca, juga amanah Allah kepada manusia untuk menjadi kholifah fiil
Ard. Secara otomatis, ilmu menjadi
mata utama untuk bekal sebagai kholifah bukan? Pemimpin di bumi yang bertanggungjawab
memakrurkan bumi ini. Karenanya betapa pentingnya ilmu emang. Jangan sampei ilmu-ilmu kita
seterusnya di tangan orang kafir. Dari ilmu, kita bisa merebut kejayaan dan menegakkan kalimat Allah pula.
1. Melaksanakan
amanah orang tua
Pernahkah kalian mebayangkan, bagaimana setiap hari orang tua kita pontang panting membanting
tulang untuk ngumpulin uang. Untuk siapa lagi kalo bukan anaknya. Mereka
berharap besar anak-anaknya tak seperti dirinya, berharap anak-anaknya menjadi
orang-orang hebat yang bisa dibanggakan dan memperabaiki masa depan
kehidupannya. Realitanya,
jarang sekali orang-orang yang sadar akan hal itu. Baik pelajar maupun
mahasiswa, ngmpus sekedar ngampus, kadang juga mbolos. Mereka tak ingat kerja
keras orang tua demi anaknya,
begitulah, Kuliah menjadi
tak sungguh-sungguh. Lalu, masih berpikirkah untu menyiakan usaha mereka?
2. Mengharap
rahmat dan
Karunia Allah SWT
Seperti hadist di
atas, dengan menuntut ilmu, kita akan mampu meraih kebahagiaan dunia, bahkan
juga akhirat sobat. Pernah suatu kali saya mengenal seseorang yang memiliki
pengalaman jalan-jalan ke luar negeri. Gratis pula, bisa berkunjung dari ke
berbagai negara mengikuti bermacam-macam event. Ketika suatu kali aku tanyakan,
“ mbak gimana sih caranya koq asik banget bisa keliling dunia kesana kemari
tanpa modal sepeser uang pun dari kantong sendiri?” si mbaknya dengan ringan
dan tersenyum menjawab “ ilmu dek... ilmu lah yang membawa mbak bisa seperti
ini.. dan tidak lain ini adalah rahmat dan karunia Allah. Yaitu bagi hamba-Nya
yang bersungguh-sungguh menuntu ilmu.” Jawabnya membuat hati ini tersayat-sayat
malu.
“dan bertebaranlah
kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah sebanyak-banayknya agar kamu
beruntung.” (QS Al-jumuah : 10)
Betapa mulianya
kedudukan ilmu bagi seorang muslim. Bahkan dikisahkan, ada seorang lelaki yang
kebiasaannya mendatangi majelis-mejelis ilmu. Tidak seperti yang lain,
laki-laki ini selalu berpakaian rapi, mengalahi rapinya datang ke undangan
resepsi nikah, dengan kemeja batik, terkadang menggunakan jas, wewangian, peci
/ kopiah segala macam. Suatu kali, seseorang menanyakan, “Wahai si Fulan,
hendak kemanakah gerangan, hingga kamu berpakaian amat rapi seperti ini?”
“sesungguhnya saya
akan mendatangi majelis ilmu, dimana disitu para malaikat juga berkumpul dan
mengepakkan sayapnya seraya bersholawat dan mendoakan kebaikan bagi siapa saja
yang hadir disitu dengan niat menuntut ilmu serta mengaharap ridho Allah.” Wallahu’alam