Sabtu, 07 Januari 2012

Kebohongan Berbuah Kebohongan



Seorang anak bertutur pada ibunya, hendak meminta uang untuk membeli sebuah mainan. Karna takut tak diperbolehkan seang ibu, si anak kemudian berbohong dengan alasan uangnya untuk donasi acara bakti sosial di sekolahnya. Mendengar jawaban tersebut, sang ibu tersenyum bangga melihat kepedualian dalam diri anaknya. Sang ibu lalu tertarik untuk menanyakan lebih jauh tentang agenda bakti sosial tersebut. Kapan, dimana dan bagaimana acara bakti sosialnya nanti, nak? Sang anak terkejut. Ia tak pernah memprediksikan ibunya akan melontar pertanyaan  sebanyak itu. Merasa perlu menjaga image dirinya, si anak mulai memainkan otak dan lidahnya. Tirciptalah sebuah karangan cerita indah berbalut kebohongan .
Begitulah kawan, kisah seperti ini tak hanya dialami oleh anak-anak saja atau mungkin parnah kalian alami kisah yang hampir sama ketika masa kecil dulu. Ternyata, dusta itu masih sangat lekat sekali disekitar kita . sebuah kebohongan yang melahirkan kebohongan-kebohongan yang lain. Mungkin kita menganggap, ah.. hanya berbohong sedikit saja. Ah.. Cuma dose kecil saja. Tanpa kita sadar ternyata kebohongan itu beranak dan terus beranak hingga menjadi dusta yang besar.  Bukan hanya dosa yang bertumpuk di mata Alla, melainkan kita pun telah secara tak sadar menghilangkan integiitas serta kepercayaan  di mata orang lain disekitar kita. Na’udzubillah...
Yuk, mulai kita renungkan. Sudah sebesar apakah gunung-gunung kenistaan kita akibat bohong yang terus beranak. Mulai sekarang, belajar untuk mengikis kenistaan tersebut dengan sedikit sedikit menghilangkan kebohongan –kebohongan kecil disetiap perkara yang kita hadapi. jika dipikir-pikir, apa juga  untungnya? Apakah dengan bebohong si anak di jamin bakal dapat uang? Sebaliknya, apakah anak tersebut bakal dapat pukulan dari ibunya sebagai pengganti uang ketika ia jujur mengatakannya untuk membeli mainan?apapun resiko yang terjadi, berusalah untuk selalu mengutamakan kejujuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar