Semangat
itu...
Mimpi itu...
Cita-cita
itu...
Masih
adakah??
Membara dalam tekadmu...
Untuk
mengamalkannya
Amalan
istimewa
untukku,
untuk beliau, utama untuk-Nya
Bukan
sekedar berjumpa dengan-Nya di jannah
Melainkan
menjadi bagian dari keluarga-Nya.
Bersama-Nya
di Arsy
Bersama
kekasih-Nya yang mulia
Bersama
sahabat-sahabatnya
Bersama
sanak saudara dan keluarga
Bukan
sekedar menjumpai mereka di surga
Melainkan
memberikan jubah mulia untuk mereka
Melainkan
memakaikan makhkota mulia di kepalanya
Laa khaula
wallaa quwwata illa billah
Kesibukkan
di kelas malam, seperti biasanya dengan lingkarannya masing-masing. menghanyutkan
diri bersama al-Quran. menghafal surat cinta-Mu ya Rabb, berusaha memahami dan
mengamalkan tiap maknanya. walau ayah... bukankah itu sesuatu yang mengasyikan?
Bahkan menjanjikan...
Kelas
pertamaku, di bulan baru, di tahun baru,,, setelah hampir 2 minggu sebelumnya
ijin untuk ujian semester kuliah, setelah seminggu lagi sebelumya, melenyapkan
diri ke kampung halaman, behkan setelah berminggu-minggu sebelumnya,,, aku
masih stag saja disini.. di ayat-ayat ini, di surat ini. uplek-uplek
disini terus. Kuperhatikan satu persatu
kawan yang lain.. sedih rasanya, menyadari aku telah jauh tertinggal,
kawan-kawan yang awalnya masih berjalan di belakangku, kini mereka telah
melesat kencang di depanku, sedang aku masih saja merangkak di belakang.
Ada apa
gerangan,,,
Dimana
mimipi-mimpi itu? Dimana cita-cita itu? Masih adakah tekad yang membara di
hatimu?
Seseorang
istimewa telah menantimu di sana... menunggumu memakaikan jubah dan makhkota kemuliaan
di kepalanya. Dengan senyum merekah, di
tengah lembah abadi yang indah
menyejukkan. Diantara sungai – sungai yang mengalirkan madu dan susu. Dibawah
pepohonan rindang yang menyajikan warna-warni buah-buah segar nan matang.
Dibalik istana megah dengan permadani-permadani indah. Tak ada lagi
rambut-rambut beruban. Tak ada lagi wajah-wajah keriput. Mana ada pula
ucapan-ucapan kotor, apalagi sikap yang tak santun. Semuanya serba indah dan
menyejukkan. Dimana lagi....
Apalagi yang
bisa kau berikan jika bukan itu,,,?!
Entah,, ada
apa gerangan?
Rasanya
sulit sekali menambah satu huruf sekalipun. Dibaca berkali-kali... gak nyangkut
nyangkut... dihafal berulang—ulang, setelah itu hilang... aku bahkan lupa di
otak belahan mana kutaruh hafalan-hafalanku yang telah lalu. mesti sabar kawan....
Mungkin ada
yang tak beres, Dan aku tidak menyadarinya...
terlalu
banyak maksiat kah diri ini? terlalu sibuk dan tamak dengan dunia kah? Dimana
aku sekarang? Rasanya jauh sekali jarak yang memisahkanku dengan-Mu Yaa Rabb..
mungkin
masih terlalu sering kaki-kaki ini kulangkah di tempat yang tak Kau Ridhoi,
atau tangan ini kupakai untuk sesuatu yang Kau benci. Mungkinkah karna hati ini
lebih sering mengingat makhluk-Mu dari pada mengingat-Mu ya Rabb.. atau mata
dan telinga ini terlalu sibuk dengan
gemerlap warna-warni serta hingar bingar
dunia. Aku pun tak menyangkal, berat sekali rasanya mulut ini melantunkan
ayat-ayat-Mu ketimbang menirukan celoteh-celoteh setan, gemar sekali aku
menghanyut dalam kesenangan dunia, memuaskan nafsu, mengenyangkan perut dengan
makanan-makanan yang kadang masih kulalaikan kehalalanthoyibannya,
menghamburkan uang yang dipercayakan orang tua, melalaikan amanah-amanah
dakwah. Lalu, bagaimana dengan sholat ku? Sedekahku?puasaku?ibadah-ibadahku...?
semuanya terasa amat kering.
Menata hati saja tidak beres!
Imam Syafi’i saja mesti kehilangan banyak
hafalannya gara-gara tak sengaja melihat kaki perempuan yang tersingkap,
apalagi jika disengaja..? barangkali
akan hilang berlipat-lipat. Lalu, bagaimana dengan orang sepertiku???
Sadarlah,,,
jalan ini masih amat panjang dan mesti kau lalui. Iblis dan setan memang tak
akan pernah berutus asa menjerumuskan manusia.
Rabbi...
bimbing kami agar senantiasa istiqomah di jalan-Mu, beri kami kesabaran untuk
menghafal ayat-ayat-Mu, kuatkan kami untuk melangkah menaiki setiap anak tangga menuju keridhoan-Mu
Lindungi
kami dari kejahatan makhluk-Mu. Jadikan hati ini untuk selalu mengingat-Mu
Rabbi...
ijinkan kami menjadi bagian dari keluarga-Mu di Surga kelak.
Aamiin :’)
_Jabal
Rahmah,11012013_